Fiona

Forum Informasi dan Komunikasi Akademik

Pengurangan UKT Sarjana/Diploma Mahasiswa Semester Akhir di USU

25 Oct, 2024 4 min read
Terakhir diperbarui pada 1 bulan yang lalu.
Berikan Like :
3
Bagikan ke :
Hasnul Arief Fikri Biro Sistem Informasi, Perencanaan dan Pengembangan Kasubbag Sistem Informasi Data dan Statistik Biro Sistem Informasi, Perencanaan dan Pengembangan Universitas Sumatera Utara

Baca Artikel Lainnya

Desa Tipang, “Surga Tersembunyi” Sumatera Utara yang Memadukan Wisata Alam dan Sejarah

Siapa yang tidak mengetahui Danau Toba? Ya, keindahan alam danau vulkanik terbesar di dunia ini mengangkatnya menjadi begitu tersohor di kalangan wisatawan dalam dan luar negeri. Danau yang terbentuk dari letusan gunung api sekitar 74 ribu tahun lalu ini juga masuk dalam Destinasi Super Prioritas oleh Kemenparekraf. Memiliki luas hingga 1.130 kilometer persegi, Danau Toba lebih mirip laut daripada danau. Danau Toba memang menjadi destinasi liburan yang menawarkan paket komplet. Wisatawan bisa menikmati pesona alam dengan suasana tenang dan udaranya yang sejuk, ditambah lagi di sekitar danau pun ada banyak objek wisata yang bisa dijelajahi. Belum lagi dari sisi kebudayaan Batak yang menarik untuk dipelajari. Pesona Danau Toba tersebut dapat wisatawan nikmati dari beberapa tempat, seperti Parapat, Samosir, Tongging, dan Balige. Namun, ada satu desa wisata tersembunyi yang tidak banyak wisatawan ketahui sebagai tempat untuk menyaksikan keindahan dari pesona Danau Toba tersebut. Desa wisata tersembunyi tersebut bernama Desa Tipang. Desa Tipang terletak di tepian Danau Toba, tepatnya di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan. Lokasi yang tidak terlalu sering terdengar tersebut membuatnya seperti suatu surga tersembunyi di antara wisata-wisata lainnya di Sumatera Utara. Desa ini dapat ditempuh melalui perjalanan darat sekitar 30 menit dari ibukota Humbang Hasundutan, Dolok Sanggul. Desa Tipang merupakan andalan Kabupaten Humbang Hasundutan dalam pengembangan Pariwisata karena potensi SDA dan SDMnya yang siap untuk dikembangkan sebagai Desa Wisata. Walau masih tergolong rintisan, tetapi Desa Tipang membuktikan potensi yang dimilikinya dengan meraih Juara 4 dalam Kategori Desa Wisata Rintisan pada Malam Anugerah Desa Wisata Indonesia (DWI) 2021. Prestasi tersebut diharapkan menjadi motivasi pemerintah dan masyarakat setempat untuk berkolaborasi mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk menjadikan Desa Tipang sebagai wisata favorit di Sumatera Utara kelak. Panorama Indahnya Danau Toba dari Penatapan Gonting Desa wisata ini menawarkan keindahan yang super lengkap. Pengunjung yang melancong ke desa wisata ini tidak akan kehabisan daftar tempat-tempat seru untuk dikunjungi. Desa Wisata Tipang memiliki daya tarik wisata yang masuk dalam tiga kategori, mulai dari wisata alam, wisata sejarah, dan wisata buatan. Saat berada di Desa Tipang, pengunjung dapat melihat pemandangan alam yang sangat indah dengan hamparan sawah yang menjadi tumpuan penghidupan masyarakat sejak dahulu. Berbicara tentang wisata alam, karena lokasinya yang tidak jauh dari Danau Toba, pengunjung bisa menikmati indahnya danau kaldera terbesar di dunia ini sepuasnya. Tidak hanya Danau Toba, pengunjung juga dapat menikmati keindahan Air Terjun Sigota-gota, Pulau Simamora, Puncak Batu Maranak, Pulau Sirungkungon, dan Penatapan Gonting. Namun, yang jadi daya tarik utamanya adalah Pulau Simamora yang berada di tengah Danau Toba, tidak berpenghuni, dan berbentuk kecil dan unik seperti kura-kura.  Puas dengan wisata alamnya, pengunjung bisa melihat beragam wisata sejarah peninggalan suku Batak yang ada di desa ini, diantaranya Batu Marbonggar, mata air bersejarah, rumah adat Batak di perkampungan tua, tradisi Sihali Alek, tradisi Mamona-mona, dan Sarkofagus yang kerap dianggap masyarakat setempat sebagai “perahu roh” yang akan membawa roh berlayar ke dunia roh. Sedangkan wisata buatan yang ada di Desa Tipang meliputi Agrowisata Sawah Sibara-bara, Resto Terapung Batu Gajah, dan Resto Terapung Tipang Mas. Pengunjung juga dapat mengikuti aktivitas seru seperti menangkap ikan mujair dari habitat aslinya di Danau Toba dengan cara konvensional yang dinamakan Martoba. Selain itu, aktivitas lainnya ialah menikmati pengalaman unik dengan bermain bersama kerbau. Pada sore hari, pengunjung bisa ikut memandikan kerbau. Jika pengunjung penasaran dengan alat musik tradisional Toba, Desa Wisata Tipang punya solusinya. Desa ini menawarkan workshop pembuatan alat musik tradisional Toba sehingga pengunjung dapat melihat pembuatan alat musik tradisional bahkan mencoba memainkannya secara langsung. Keeksotisan Desa Wisata Tipang tidak dapat dipungkiri. Bahkan, desa ini sebagai “surga tersembunyi” telah diakui oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. “Saya terharu, ini desa wisata terakhir (penerima penghargaan ADWI) di Pulau Sumatera dan memiliki keindahan yang luar biasa. (Desa) di atas kaya di Ubud, di sini kaya di Tabanan, Jatiluwih. Ini luar biasa,” ujar beliau. Dengan perpaduan keindahan alamnya layaknya kombinasi Ubud, Jatiluwih, dan Danau Toba, sudah saatnya “surga tersembunyi” Sumatera Utara ini mendapat popularitas seperti layaknya Parapat. Desa ini menawarkan paket Maragat — Martoba one day trip mulai dari 1 juta rupiah per orang. Besaran harga tersebut sudah termasuk menginap di homestay selama dua malam, makan pagi-siang-malam, dan pemandu lokal. Penduduk Desa Tipang sangat ramah, dan terbuka terhadap program pembangunan pariwisata. Berbagai Sumber Daya Masyarakat (SDM) yang kompeten guna mendukung kepariwisataan juga telah disiapkan, seperti pemandu tour bilingual (Bahasa Indonesia — Bahasa Inggris), pemandu sejarah, dan pemandu agrowisata. Dengan potensi yang dimiliki dan pariwisata yang ditawarkan, sudah saatnya popularitas Desa Tipang melejit tinggi dan menjadi primadona baru pariwisata Sumatera Utara.

7 Likes
2 Feb 2024

Dasar-dasar Fisiologi Tubuh Manusia dalam Olahraga

Olahraga bukan hanya soal kekuatan fisik, tetapi juga pemahaman mendalam mengenai cara kerja tubuh manusia saat beraktivitas. Fisiologi tubuh memiliki peran kunci dalam olahraga karena ilmu ini mempelajari fungsi organ dan sistem tubuh dalam mendukung performa atlet. Dalam artikel ini, kita akan mengulas dasar-dasar fisiologi tubuh dalam konteks olahraga serta bagaimana adaptasi tubuh terhadap latihan memengaruhi kemampuan atlet. Sistem Energi Tubuh dalam OlahragaTubuh manusia memanfaatkan tiga sistem energi utama saat beraktivitas fisik: sistem fosfagen (ATP-PC), glikolitik, dan oksidatif. Masing-masing sistem ini berperan dalam menyediakan energi yang dibutuhkan otot selama latihan.Sistem Fosfagen (ATP-PC): Sistem ini digunakan selama aktivitas intensitas tinggi yang berlangsung sangat singkat, seperti sprint atau angkat beban maksimal. Energi disediakan dari adenosine triphosphate (ATP) yang tersimpan di dalam otot.Sistem Glikolitik: Sistem ini digunakan untuk aktivitas dengan intensitas sedang hingga tinggi yang berlangsung selama 30 detik hingga 2 menit. Energi disediakan dari pemecahan glikogen menjadi glukosa.Sistem Oksidatif: Sistem ini dominan selama aktivitas dengan intensitas rendah hingga sedang yang berlangsung lebih dari 2 menit. Energi disediakan dari pemecahan karbohidrat dan lemak dengan bantuan oksigen.Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Applied Physiology menyatakan bahwa “Latihan fisik teratur dapat meningkatkan kapasitas aerobik dan memperbaiki efisiensi metabolisme energi tubuh, mendukung performa optimal pada atlet.” Ini menunjukkan bahwa tubuh beradaptasi melalui latihan berkelanjutan dengan meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan penyaluran oksigen ke otot. Adaptasi Otot terhadap LatihanLatihan fisik secara teratur akan menyebabkan adaptasi pada jaringan otot, baik secara struktural maupun fungsional. Terdapat dua jenis serat otot utama: serat otot tipe I (serat lambat) dan serat otot tipe II (serat cepat).Serat Otot Tipe I: Serat ini digunakan selama aktivitas aerobik dan memiliki kapasitas yang tinggi untuk menggunakan oksigen. Atlet maraton dan pelari jarak jauh memiliki jumlah serat tipe I yang lebih banyak.Serat Otot Tipe II: Serat ini digunakan dalam aktivitas anaerobik dengan intensitas tinggi, seperti angkat beban dan lari sprint. Serat ini lebih cepat lelah dibandingkan tipe I, tetapi dapat menghasilkan kekuatan yang lebih besar dalam waktu singkat.Latihan beban atau resistensi dapat meningkatkan ukuran dan kekuatan serat otot, terutama serat tipe II. Sementara itu, latihan aerobik meningkatkan kapilerisasi dan efisiensi penggunaan oksigen oleh serat tipe I . Sistem Kardiovaskular dalam OlahragaSistem kardiovaskular memiliki peran penting dalam olahraga karena bertugas mengirim oksigen dan nutrisi ke otot selama aktivitas fisik. Saat berolahraga, denyut jantung meningkat untuk memompa lebih banyak darah sehingga oksigen tambahan dapat mencapai otot-otot yang bekerja.Penelitian dari European Journal of Applied Physiology menyebutkan bahwa, “Peningkatan kapasitas kardiovaskular melalui latihan aerobik secara signifikan meningkatkan kemampuan tubuh untuk memompa darah dan menyalurkan oksigen ke otot aktif, memungkinkan aktivitas fisik berlangsung lebih lama tanpa kelelahan dini.” Sistem Pernapasan dan Penggunaan OksigenSistem pernapasan berperan dalam mengambil oksigen dari udara dan membuang karbon dioksida. Saat berolahraga, kebutuhan oksigen meningkat tajam, menyebabkan frekuensi pernapasan juga meningkat. Alveoli di paru-paru bekerja lebih intensif untuk menyerap oksigen, yang kemudian dibawa oleh darah ke otot-otot.Peningkatan volume pernapasan merupakan salah satu adaptasi tubuh terhadap latihan rutin. Tubuh menjadi lebih efisien dalam memanfaatkan oksigen, memungkinkan atlet untuk beraktivitas dengan intensitas tinggi lebih lama tanpa cepat kehabisan napas. KesimpulanMemahami dasar-dasar fisiologi tubuh manusia dalam olahraga membantu kita melihat bagaimana tubuh beradaptasi terhadap latihan fisik, dari sistem energi hingga sistem kardiovaskular dan pernapasan. Latihan yang konsisten akan meningkatkan efisiensi sistem-sistem ini, yang pada akhirnya mendukung performa olahraga yang lebih baik. Sumber:https://digisports.id/dasar-fisiologi-tubuh-manusia/Journal of Applied Physiology, 2024. The effects of regular physical activity on energy metabolism and performance.European Journal of Applied Physiology, 2023. Cardiovascular adaptations to aerobic training in athletes.Journal of Sports Science and Medicine, 2024. Muscle fiber type adaptations in response to strength and endurance training.

3 Likes
31 Okt 2024

Laravel MongoDB Relation Dilema

MongoDB adalah jenis database NoSQL yang berarti setiap barisnya tidak memiliki struktur yang konsisten baik dari jumlah kolom ataupun jenis kolom. Pemanfaatan MongoDB banyak digunakan untuk penyimpanan data yang bersifat masif dan transaksional. Bagi saya yang programmer laravel dan sudah terbiasa dengan SQL, bermigrasi ke NoSQL mempunyai tantangan tersendiri. Syukurnya saat ini MongoDB sudah memberi dukungan penuh ke laravel  https://github.com/mongodb/laravel-mongodb yang dulunya disupport oleh komunitas. Tantangan implementasi adalah apakah merubah behavior dan struktur pengembangan menjadi full NoSQL atau tetap menggunakan fitur-fitur unggul laravel seperti relation namun membuat MongoDB tetap seperti MySQL.  Jujur secara hitung-hitungan saya tidak rela melepas fitur-fitur unggulan laravel. Karena selain pengerjaan cepat, code yang saya bangun juga lebih rapi dan readable. Masalah terjadi saat kita mendeklarasikan relation dengan MongoDB.Ini adalah contoh dekalrasi relation HasMany pada dua collection yaitu Tagihan dan TagihanItem dengan foreign_key = “tagihan_id”. Relation ini bekerja sempurna selama tagihan_id menggunakan tipe data String.Di sisi lain MongoDB punya fitur aggregation yang sangat bagus. Dalam fitur aggregation kita dapat melakukan summary, count, average, dengan berbagai kondisi. Selain itu yang juga penting kita bisa melakukan $lookup ke collection lain saat aggregation (mirip seperti join di SQL). Namun yang menjadi masalah adalah foreign_key harus bertipe data ObjectId. Yap ini dia dilemanya, saat kita performing select data dengan relation kita perlu foreign_key String namun saat aggregation kita perlu ObjectId. Masalah sudah dapat, lalu apa yang harus dilakukan.  mongodb bisa perform aggregation $lookup dengan tipe data String namun belum berhasil saya lakukan baik di Laravel ataupun raw query MongoDBMongoDB menyarankan menyimpan foreign_key sebagai ObjectId ketimbang String untuk efisiensi storageAkhirnya saya membuat kesimpulan untuk mengextend package Laravel-MongoDB dan membuat fungsi sendiri. Dengan harapan tidak mengganggu fungsi-fungsi lain yang telah stable.  Kalian bisa buat langsung dalam modelnya, atau membuat class baru yang kemudian di-extend oleh model kalian, atau bisa juga seperti saya membuat Trait. Untuk fungsi hasManyObjectId saya copypaste sepenuhnya dari fungsi hasMany. Tidak ada perubahan yang saya buat karena yang terpenting return-nya yang saya arahkan ke custom class HasMany. Yang terakhir pada custom class HasMany saya mengoverride fungsi addEagerConstraints agar setiap keys yang didapat dari foreign dapat diiterasi dan diconvert menjadi ObjectId sebelum dieksekusi laravel menggunakan query whereIn Yak demikian dilema singkat saya dengan tambahan code ini (mudah-mudahan tidak ada major code breaks update) saya bisa membuat relasi kepada kolom string ataupun kolom ObjectId pada Laravel-MongoDB. Kedepannya akan saya tambahkan agar dapat support hasOne, belongTo, belongsToMany, dst. Kedepannya saya harap ada juga yang membuatkan pull request agar apapun tipe datanya tetap bisa kita eksekusi menggunakan satu fungsi. Wassalam 

3 Likes
25 Mei 2024
Fiona

FIONA

Forum Informasi dan Komunikasi Akademik

Jl. Dr. T. Mansur No. 9, Kampus Padang Bulan, Medan, 20155, Sumatera Utara

© 2024 - Ditgrasi - Universitas Sumatera Utara